Kamis, 19 Maret 2020

Guru Aswaja di Kelas Virtual


Sumber Gambar : storage.nu.or.id
Sendi kehidupan kita saat ini banyak yang berubah dan perubahannya sangat cepat. Teknologi dari manual ke analog butuh waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Namun ketika teknologi mengusung konsep digital, hampir semua sendi kehidupan berubah dengan cepat dan berdampak luas. Semuanya sudah tidak biasa, cara baru menggantikan cara lama dengan begitu cepat. Inilah yang dinamakan dengan era disrupsi. Era revolusi industry 4.0. Era ini tidak hanya berdampak pada dunia  transportasi, ekonomi dan bisnis. Tetapi juga berdampak kepada dunia pendidikan.
Munculnya e tiket dan e tol untuk bidang transportasi, e banking untuk bidan ekonomi bisnis yang digunakan untuk melakukan transaksi non tunai, dan e learning untuk pembelajaran di dunia pendidikan  telah merubah pola kehidupan kita. Semuanya itu telah mendrobrak dan merubah cara hidup kita. Lebih mudah, cepat, akurat dan nyaman. Di mana dan kapanpun kita dapat melakukannya. Selain itu banyak juga saat ini bermunculan aplikasi berbasis android yang memanjakan kita untuk melakukan pekerjaan kita lebih cepat dan mudah serta nyaman. Sebut saja Gojek, dengan gojek perjalan kita lebih nyaman dan murah. Bayangkan sebelum ada gojek, kalau kita mau bepergian dan mau cari ojek, kita harus jalan kaki dulu ke pangkalan ojek. Setelah dapat tawar menawar harga. Kadang kita dibuat tidak nyaman oleh tukang ojek. Namun saat ini kita sambil tidur tiduran pesan dan tidak lama yang akan mengantarkan kita sudah siap didepan rumah. Mau makan apa kita hari ini? Tinggal pesan melalui aplikasi gojek atau grab. Mereka siap membantu.
Oleh karena itu, kita perlu berpikir. Dengan teknologi, bagaimana caranya kita belajar tentang ajaran-ajaran Aswaja tidak lagi di kelas atau majlis dengan cara fase to fase. Belajar Aswaja tidak harus selalu tatap muka dengan guru. Kita berharap anak cucu kita belajar Aswaja dengan cara tidak biasa. Belajar kepada guru guru pada jaman kita masih hidup, walaupun kita sudah tiada. Anak cucu kita belajar Aswaja tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kelak dengan teknologi, Kyai dan guru hebat dan karismatik masih tetap mengajarkan Aswaja walaupun beliau telah tiada 100 tahun dari generasi ke 3 setelah masa hidup kita. Walaupun begitu, kita harus tetap menjaga tradisi, tradisi orang-orang sholeh belajar dan pembelajaran Aswaja.
Mendigitalkan pembelajaran Aswaja di era digital sangat penting. Karena ketika ajaran aswaja sudah dirancang sedemikian rupa dan sudah didigitalkan, baik berupa slide, audio dan video, maka penyebaran ajaran Aswaja bisa dilakukan di ruang-ruang media sosial. Dengan begitu, kita bisa membagun grup grup pembelajaran Aswaja melalui aplikasi WA, IG, Telegran dan FB. Selain itu, kita juga bisa membuka kelas virtua untuk madrasah Aswaja dengan memanfaatkan G suite for education atau praktisnya google classroom.
Seperti halnya pada kelas nyata, dengan aplikasi google classroom kita dapat merancang pembelajaran Aswaja secara terstruktur dari bagian ke bagian materi keAswajaan. Namun memiliki banyak kelebihan, diantaranya pembelajaran bisa dikakukan kapan saja dan dimana saja. Kemudian, kelas virtual bisa diduplikasi dengan mudah. Sehingga Materi baik berupa slide, audio dan video cukup disediakan oleh tim provinsi. Sedangkan di kabupaten bahkan di tinggkat Kecamatan tinggal memanfaatkan materi dan sistem yang ada.
Jika pembelajaran dilakukan di kelas virtual menggunakan google classroom, peserta bisa melukakan diskusi secara terstruktur. Penyajian materi juga bisa diatur sedimikian rupa sesuai dengan pekembangan peserta didik. Ada fasilitas untuk memberi tugas dan menyerahkan tugas. Sehingga guru atau instruktur bisa melihat proges pemahaman peserta didik terhadap materi Aswaja dengan mudah. Instruktur bisa melakukannya tidak terikat dengan waktu. Kapan pun dan dimanapun bisa mengoreksi pekerjaan peserta didik dan memberi nilai.
Untuk mendigitalkan pembelajaran Aswaja, perlu melibatkan para ahli yang menguasai ajaran-ajaran Aswaja. Selain itu perlu melibatkan orang yang mengerti tentang kurikulum pembelajaran dan orang yang menguasai multi media.  Orang yang mengerti kurikulum pembelajaran bertugas bagaimana membuat silabus dan pembagian materi dari pertemuan ke pertemuan yang lain. Bagaimana dan kapan ujian serta evaluasi dilakukan adalah salah satu tugas dari orang yang mengerti kurikulum pembelajaran. Sedangkan tim multi media bertugas mendigitalkan materi aswaja dan pembelajaran aswaja sesuai dengan silabus dan tahapan pembelajaran.
Di samping itu, tentunnya perlu ada orang yang menguasai bagaimana memanfaatkan google classroom untuk pembelajaran Aswaja. Sehingga jika semuanya sudah siap, sistem pembelajaran sudah terbangun, maka untuk dilakukan duplikasi maka perlu dilakukan TOT bagi guru atau ustad perwakilan dari Kabupaten/ Kota. Dengan adanya TOT, peserta TOT dididik secara konvensional maupun digital tentang materi dan pembelajaran Aswaja. Sehingga melalui guru – ustad yang dinyatakan lulus mengikuti TOT ini yang akan menyebarluaskan Aswaja di tingkat Kabupaten/ Kota bahkan Kecamatan, baik dengan cara biasa, memanfaatkan media sosial, ataupun dengan membuat kelas-kelas virtual yang terverifikasi dengan menggunakan aplikasi google classroom. Semoga melalui digitalisasi pembelajaran Aswaja, dengan adanya guru Aswaja di kelas virtual, generasi millineal mudah mendapatkan ajaran Islam yang moderat, santun dan menyejukkan.

Mohammad Nurul Hajar, M. Pd.

Guru Madrasah Diniyah Raudhatut Thalibin dan Wakil Ketua PC Pergunu Kab. Sumenep




Tags :

bm

pergunusumenep

PC. PERGUNU SUMENEP

Ditunggu ide-idenya pada kolom komentar sebagai ikhtiar bersama meningkatkan kualitas pendidikan

  • pergunusumenep
  • Sumenep-Jl. Trunojoyo No.295
  • pergunusumenep9@gmail.com
  • 083853117555

Posting Komentar