Senin, 02 September 2024

Marak Kasus Amoral Di Dunia Pendidikan, Rois Syuriah PCNU Sumenep Harapkan Anggota PERGUNU Mendidik Dengan Nilai-Nilai Ukhrowi

Marak Kasus Amoral Di Dunia Pendidikan, Rois Syuriah PCNU Sumenep Harapkan Anggota PERGUNU Mendidik Dengan Nilai-Nilai Ukhrowi

Sumenep, 2/09. Maraknya kasus amoral di Kabupaten Sumenep pada lingkup sekolah menarik perhatian banyak pihak, termasuk PERGUNU sebagai organisasi profesi guru yang bernafaskan ideologi ahlus sunnah waljamaah annahdliyah.

Disela-sela kegiatan rihlah PC. PERGUNU kepada pengurus dan masayikh NU, Senin 02 September 2024 di dhalem K.H. Hafidzi Syarbini Rois Syuriah PCNU Sumenep, M. Sholeh Ketua PC. PERGUNU Sumenep menyampaikan keresahan terhadap maraknya kasus amoral di dunia pendidikan, "Kyai, sekarang banyak kasus pencabulan di sekolah-sekolah, termasuk terakhir ada kasus perselingkuhan dan anak dari selingkuhannya juga jadi korban pencabulan.  Mohon petunjuk ".

K.H. Hafidzi Syarbini menyampaikan perlu penguatan terhadap tujuan awal pendidikan dan identitas guru dalam tinjauan kitab adabul alim wal mutaalim dan kitab ta'limul muta'allim. " Kitab adabul alim walmutaallim dan kitab ta'limul muta'allim bagus jadi referensi guru dalam mengajar, sehingga tujuan mengajar tidak hanya tujuan dunia dan materi tapi bertujuan akhirat dan bermuara kepada Allah SWT".

Ditutup sesi record vlog nasehat pendidikan, Kyai Hafidzi doakan PERGUNU  dapat terus berkegiatan secara ikhlas dan tetap memberi kemanfaatan bagi masyarakat khususnya pendidikan. (AS) 

Senin, 19 Juni 2023

Harapkan Pemimpin yang Peduli Pendidikan. Rakernas PERGUNU Berikan Rekomendasi

Harapkan Pemimpin yang Peduli Pendidikan. Rakernas PERGUNU Berikan Rekomendasi

 


PERGUNUSumenep. Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP PERGUNU) laksanakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) V di Pondok Pesantren Amanatul Ummah 2 Leuwimunding, Majalengka, Jawa Barat, Sabtu dan Ahad, 17-18 Juni 2023.

Hasil dari Rakernas V dibacakan oleh Sekretaris Umum PP Pergunu, Aris Adi Leksono pada Ahad (18/6/2023) sore. Rekomendasi ditujukan untuk stakeholder Pergunu, Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Kementerian dan Lembaga terkait.

Adapun rekomendasi yang dihasilkan dari Rakernas Kelima Pergunu mencakup rekomendasi eksternal dan internal.

Rekomendasi eksternal
  1. Dalam konteks kepemimpinan Nasional, Pergunu berharap terpilih figur yang pemimpin bangsa yang memiliki komitmen terhadap terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia, yakni terwujudnya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Pemimpin yang bersih, jujur, amanah, berintegritas, serta memiliki komitmen terhadap pemberantasan korupsi dan kemajuan pendidikan Indonesia
  2. Dalam konteks pileg, pilpres, pilkada, Pergunu mendorong semua pihak untuk menjaga nilai demokrasi yang damai, tanpa politik identitas dan tolak money politics 
  3. Dalam upaya pemenuhan dan pemerataan guru, Pergunu berharap pemerintah menambah quota rekrutmen Guru P3K, baik di bawah binaan Kementerian Agama, maupun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan  Teknologi
  4. Pemerintah harus lebih serius melakukan koordinasi dengan lintas Kementerian dan Lembaga, serta Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kompetensi guru 
  5. Pemerintah harus lebih serius dalam program penguatan pendidikan karakter dan akhlak berdasarkan nilai agama dan nilai kebangsaan.

Rekomendasi internal
  1. Mewujudkan lembaga pendidikan unggulan bertaraf internasional dengan piloting setiap provinsi 1 lembaga se-Indonesia
  2. Penguatan kelembagaan Pergunu dengan pembentukan 17.000 PAC, dan 83.000 Ranting seluruh Indonesia dan PCINU di luar negeri
  3. Penguatan sistem kaderisasi untuk setiap anggota dan pengurus Pergunu se-Indonesia
  4. Peningkatan kompetensi guru Pergunu berbasis transformasi digital
  5. Peningkatan kemandirian dan kesejahteraan guru NU dengan program Teacherphenuer 
  6. Peremajaan baju batik Pergunu yang berhakcipta langsung atas nama Persatuan Guru NU.
" Semoga dapat membawa manfaat untuk bangsa Indonesia," ungkap Aris menutup pembacaan rekomendasi.

Senin, 30 Januari 2023

Songsong Satu Abad NU, 11 Pimpinan Ranting PERGUNU se Rubaru Dilantik

Songsong Satu Abad NU, 11 Pimpinan Ranting PERGUNU se Rubaru Dilantik


PERGUNUSumenep(30/01/23). Pelantikan dan Seminar pendidikan tampak ramai padat di Aula MWC NU Rubaru. Ketua PAC Pegunu Rubaru Arofiq, M.Pd menyampaikan banyak terima, karena tingginya tingkat kehadiran dari berbagai lembaga menunjukkan kekompakan PERGUNU Rubaru. "Sungguh kehadiran teman-teman guru yang cukup banyak sampai memenuhi aula ini membuat saya bahagia, pada moment pelantikan 11 Pimpinan Ranting se Rubaru. Terima kasih sekali." Ucapnya.

“Alhamdulillah kali ini ada 11 ranting pergunu di rubaru yang akan dinlantik, semoga 11 ranting ini bisa memberikan atau mngajarkan nilai nilai Ke-NU-an di setiap rantaing /lembaga. Dan saya berharap kepada semua ranting pergunu jika ada kegiatan Ke-NUan di tingkat ranting baik fatayat, muslimat pergunu, Ansor dan kegiatan NU lainya pergunu juga harus bisa hadir sebagai kesiapan kita dalam membesarkan Nahdlatul Ulama di tengah tengah masyarakat." Tutur Kiai Muhammad Shodiq Ketua MWC NU Rubaru disela-sela sambutannya.
Sementara itu ketua PC Pergunu sumenep M. Sholeh juga menyampaikan, "Pergunu menjadi wadah bagi para guru untuk ikut serata meningkatkan mutu pendidikan dan mencerdaskan anak bangsa, dan mengajarkan ajaran Ahlussunnah Waljamaah. "
Usai pelantikan dilanjutkan dengan seminar pendidikan dengan Tema: Guru Bintang Sembilan Menyongsong 1 Abad NU Menjemput Abad Ke dua Menuju Kebangkitan Baru. Pada seminar tersebut Sekretaris PC. Pergunu Sumenep Amir Syarifuddin menekankan, "Guru-guru NU mempunyai identitas menekankan adab sebelum keilmuan, penguatan sisi spiritualitas, dan pada abad kedua ini sistem organisasi kedepan harus dimaksimalkan" dalam closing statementnya.

Rabu, 25 Januari 2023

Usai dilantik, 30 Pimpinan Ranting se Batuputih dibekali Hypnoteaching

Usai dilantik, 30 Pimpinan Ranting se Batuputih dibekali Hypnoteaching

PERGUNUSumenep (25/01/23), Bertempat di masjid An-nur pelantikan tiga puluh pimpinan ranting dilaksanakan serempak. Hadir dalam kegiatan pelantikan tersebut, jajaran pengurus MWCNU Batuputih, banom-banom NU, PC. JRA, dan Forkopimka, beserta peserta yang akan dilantik.


Diisi seminar hypnoteaching dan ruqyah massal, ketua PAC PERGUNU Batuputih Zaruji mengungkapkan "pelantikan ini diisi dengan hypnoteaching dan ruqyah massal, dengan harapan adanya perbaikan terhadap cara mendidik yang kurang baik dan agar guru-guru terbersihkan sebelum sepenuhnya terjun sebagai PERGUNU dan guru ditingkat ranting".

Ketua MWCNU Batuputih KH. Ali Wafa Erfan berharap "NU kedepan harus mandiri dan PERGUNU kedepan mampu mendukung program kemandirian NU ini sekaligus juga adanya program satu masjid satu sumur".

Harapan MWCNU dan PAC PERGUNU Batuputih merupakan harapan mulya, apalagi ditopang dengan jumlah ranting terbanyak dilantik diharapkan mampu menjadi motor kemajuan pendidikan terutama di Kecamatan Batuputih. Sambutan ketua PC. PERGUNU Sumenep M. Sholeh Menutup rentetan sambutan ceremonial pelantikan ranting PERGUNU se Batuputih.

Jumat, 22 Mei 2020

Pendataan Bansos PERGUNU untuk Guru Swasta

Pendataan Bansos PERGUNU untuk Guru Swasta










Menindak lanjuti surat permohonan Bansos PC PERGUNU Sumenep dan kelengkapan data yang disyaratkan oleh Pemerintah Daerah Cq. Dinsos Kab. Sumenep, maka kami mengharapkan anggota PERGUNU Sumenep melengkapi pengisian data yang ada pada google form pada link dibawah. Hal-hal yang harus disiapkan untuk pengisian data adalah sebagai berikut:
1. KK
2. KTP
3. Data kelembagaan sekolah/madrasah
4. Nomor Induk Keanggotaan PERGUNU ( apabila belum memiliki, silahkan mendaftar melalui link ke home di atas ada ada tulisan daftar anggota kemudian selanjutnya klik daftar di posisi bawah yang tercetak biru kemudian isi data yang diminta dengan benar dan klik kembali tombol daftar. Setelah itu lakukan edit profil dengan menekan lingkaran di pojok kanan atas, isi data yang diminta sampai upload foto, kemudian klik tombol simpan)
Untuk pengajuan usulan calon penerima dana Bantuan Sosial Covid-19 khusus guru swasta silahkan klik link dibawah ini:

Pendataan Bansos PC. PERGUNU Sumenep

Untuk SUSULAN silahkan klik dibawah ini

Bansos Susulan

Minggu, 10 Mei 2020

Sembako untuk Guru Swasta, Pergunu Sumenep: Mereka tak masuk JPS Covid 19.

Sembako untuk Guru Swasta, Pergunu Sumenep: Mereka tak masuk JPS Covid 19.




Sumenep, 9 Mei 2020 secara estafet Pimpinan Cabang PERGUNU Sumenep melakukan kegiatan bakti sosial di kecamatan-kecamatan Kab. Sumenep. Menyasar guru-guru non PNS / non Sertifikasi Guru, kegiatan baksos ini berjalan lancar dan disambut baik oleh Pimpinan Anak Cabang PERGUNU di tingkat kecamatan.

Mengawali kegiatan PERGUNU berbagi, kecamatan Lenteng dan Bluto menjadi pembukanya. Dihadiri puluhan guru penerima di tiap kecamatan, suasana berjalan akrab dan disambut antusias dengan adanya sembako gratis sebagai penopang kebutuhan sehari-hari ditengah pandemi Covid 19 dan bulan suci ramadhan.

Dalam pernyataannya, ketua PC. PERGUNU Sumenep M Sholeh mengagendakan kegiatan ini berjalan pada belasan kecamatan yang sudah dan akan membentuk Pimpinan Anak Cabang (PAC) berdasar usulan yang masuk, dan diperkirakan rampung akhir Mei 2020.

"Kegiatan ini diharapkan dapat mengurangi beban guru-guru swasta yang jauh dari sejahtera dan tak terjangkau JPS utamanya JPS Covid 19, dan ada sekitar belasan kecamatan yang akan terjangkau kegiatan PERGUNU berbagi ini", begitu penuturan M Sholeh berkenaan alasan mendasar kegiatan PERGUNU berbagi.

Belajar Dari Covid-19 (Belajar Lebih Menghargai Guru)

Belajar Dari Covid-19 (Belajar Lebih Menghargai Guru)

sumber gambar https://www.weeklytimesnow.com

Covid-19 menyadarkan kita bahwa kita semua adalah guru. Itu datang tiba tiba. Andai tidak ada Covid-19, kita tidak akan merasakan pengalaman mengajari anak kita. Tetapi karena Covid-19 kita tiba tiba dan mau tidak mau harus mengambil peran sebagai guru.

Kemampuan kita sebagai guru bagi anak anak kita memiliki derajat yang berbeda antara satu orang dibandingkan dengan orang lain. Baik dari sisi muatan ilmu, kesabaran ketika mengajar anak maupun tingkat ketahanan menjadi guru.

Teman saya pernah bercerita. Ia seorang guru. Baru dapat seminggu siswa belajar dari rumah, beberapa orang tua wali muridnya datang bertamu minta tolong agar anaknya diajari. Mereka berkenan agar anaknya dapat belajar di rumahnya.

Tetapi bagi yang punyak waktu dan pengetahuan akan lebih tahan menjadi guru bagi anak anaknya. Namun sedikit yang sabar belajar bersama anaknya. Bahkan di awal awal perintah siswa belajar dari rumah, banyak komen komen lucu yang mendeskripsikan bagaimana perasaan anak anak belajar bersama orang tua.

Beberapa kali saya dimintai tolong menjelaskan, suatu materi kepada teman. Karena ia harus menjelaskan kepada anaknya. Syukur ia belum tergolong orang tua yang stres. Masih punyak cara menjadi guru. Selain belajar dari teman, ia sekarang cari materi di internet.

Bagi sebagian yang lain, anaknya dibiarkan belajar dari alam. Karena tidak sempat atau tidak ada waktu atau karena tidak punyak kemampuan. Tetapi mereka sadar, bahwa guru peranannya sangat penting. Apalagi bagi orang desa. Khusus guru ngaji, penghargaan masyarakat guru ngaji masih luar biasa.

Masihkah kita akan melaporkan guru yang mendidik dan mendisiplinkan anak anak mereka? Layakkah mereka yang merendahkan guru. Karena se menit saja memarahi anak mereka. Padahal kita semua adalah guru.

Dengan Covid-19, semoga guru menjadi lebih baik dalam banyak hal. Semoga.


Oleh: M Nurul Hajar

Rabu, 01 April 2020

Pergunu Move On? (Refleksi 68 Perjalanan Pergunu)

Pergunu Move On? (Refleksi 68 Perjalanan Pergunu)


Andai tidak ada wabah Covid 19, mungkin Harla Pergunu ke 68 di Kab. Sumenep bakalan ramai dan meriah dengan berbagai kegiatan. Virus itu telah menahan bahkan menghentikan mobilitas orang untuk berkumpul dan melakukan kegiatan  bersama sama. Kegiatan pembelajaran pindah ke kelas virtual. Rapat kepala sekolah/ madrasah pindah juga ke ruang virtual. Termasuk rapat dinas para pejabat harus diselenggarakan di ruang virtual.

Tetapi sayangnya tidak semua aktifitas kumpul kumpul bisa diselenggarakan di ruang virtual. Misalnya acara mantenan atau resipsi pernikahan. Ini termasuk contoh yang tidak bisa. Andai bisa di ruang virtual mungkin yang punyak hajat tidak gigit jari. Tidak merasa kecewa karena kepala Desa tidak mengijinkan untuk melakukan resipsi pernikahan. Kalau bisa, bagaimana acara makan makannya? Mungkin virtual juga. 

Tetapi dalam suasana yang serba sulit seperti itu,  teman teman PC Pergunu Kab. Sumenep mampu menyelenggarakan khotmil Al Qur'an dalam rangka Harla Pergunu ke 68 dan do'a bersama untuk keselamatan bangsa. Apa yang dilakukan PC Pergunu tidak menyalahi instruksi Bapak Bupati yang melarang untuk mengadakan kegiatan yang mengumpulkan banyak orang? Tentu tidak menyalahi karena kegiatan khotmil Al Qur'an di lakukan di rumah masing masing anggota Pergunu yang bersedia ikut kegiatan ini. Sedangkan do'a khotmil dan tadfaul balak di lakukan oleh Pak Surya Fajar Rasyid dari kediamannya yang disiarkan live streaming di FBnya.

Pergunu sudah 68 tahun keberadaannya. Waktu yang tidak sebentar. Mungkin pengetahuan saya yang minim tentang Pergunu, sehingga baru 8 tahun terakhir ini saya mengenal ada organisasi  profesi guru yang bernama Pergunu. Waktu itu Ketuanya adalah Pak Abd. Kadir. Kemudian dilanjutkan oleh Pak Abdul Hadi. Dan saat ini dipimpin oleh Pak M Sholeh Shobary. Selain tiga orang tersebut, saya mengenal Pak Tiwdari Hammam Al-Farinduany yang mengaku pernah menjadi ketua PC Pergunu Kab. Sumenep. 

Waktu yang lama 68 tahun. Saya saja belum dilahirkan. Kini umur saya baru 43 tahun. Namun kenapa pada tahun 2017 saat acara Hari Guru Nasional (HGN) yang di selenggakan di kantor Kementerian Pendidikan Nasional Jakarta Pusat Pergunu tidak disebut sebut oleh Pak Muhajir (Menteri Diknas) maupun Pak Hamid Muhammad (Dirjen Dikmen) dalam sambutannya. Waktu itu saya benar benar menyimaknya. Memang tidak di sebut, mungkin tidak ada perwakilan Pergunu yang hadir waktu itu. Karena waktu itu saya duduk dekat kursi undangan para perwakilan organisasi profesi guru. Saya tahu persis baju Pergunu.

Saya hadir pada acara itu karena menghadiri undangan Simposium Nasional Kepala dan Pengawas Sekolah. Salah satu rangkaian kegiatan Simposium adalah mengikuti upacara HGN di Kantor Kemebterian Pendidikan Nasional RI. Semoga hanya tahun 2017 Pergunu tidak disebut. Sementara organisasi profesi guru yang lainnya yaitu PGRI dan IGI lengkap disebutkan.

Itu tahun 2017, mungkin pada tahun 2018 ke belakang berbeda. Sebab Pergunu selalu berbenah diri. Diantaranya pada kesempatan RakerNas Pergunu akhir Februari tahun 2020, yang diselenggarakan di PP. Amanatul Ummah Pacet Jawa Timur, Ketua Umum PP Pergunu Prof. Dr. KH. Asep Saifuddin Chalim, MA menjelaskan bahwa target pembentukan PW Pergunu se Indonesia belum lama rampung. Sehingga dengan terselesaikannya kepengurusan PW Pergunu dan PC Pergunu se Indonesia maka Pergunu bisa memainkan peran yang strategis.

Pergunu eksis, setidaknya geliat kegiatan PW Pergunu Jawa Timur di akhir tahun 2019 dan di awal tahun 2020 mulai nampak terasa. Kegiatan peningkatan Kompetensi guru dan Kapasitas guru melalui berbagai macam pendidikan dan pelatihan membawa arah baru organisasi Pergunu. Selain itu, PW Pergunu Jawa Timur membuka ruang berinovasi bagi guru guru NU di Jawa Timur melalui kegiatan lomba menulis artkel populer dan artikel ilmiah dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional tahun 2019. 

Jadi, Pergunu Jawa Timur sudah mulai move on.

Kemudian, kalau melihat tanda tanda bahwa presiden RI, Bapak H. Ir. Joko Widodo, berkenan hadir dan berdiskusi dengan PW Pergunu Se Indonesia pada acara RakerNas VII Pergunu yang diselenggarakan di PP. Amanatul Ummah Pacet Jawa Timur, 29 Februari 2020 bertanda bahwa Pergunu sebagai organisasi profesi guru, sebagai bagian dari Banum NU, kian diperhitungkan keberadaannya oleh pemerintah.

Ruang komunikasi yang telah dibangun antara presiden dan pengurus PP Pergunu dan PW Pergunu diharapkan memberi dampak yang positif bagi perkembagan Pergunu, baik dalam wakti dekat maupun dalam waktu yang akan datang. Angin segar ini diharapkan internal Perguru semakin solid dan istiqomah dalam membagun guru mulia memewujudkan SDM unggul untuk bangsa yang maju. 

Sebenarnya tanpa pemerintah, PP Pergunu melalui Kyai Asep, sudah lama melakukan pengkaderan dan peningkatan kapasitas guru gueu NU. Bahkan beliau Kyai Asep memberikan beasiswa untuk studi S1 dan S2 bagi anggota Pergunu. Namun, saya belum melihat timbal balik yang konstruktif bagaimana partisipasi guru yang mendapat beasiswa itu dalam mengembangkan dan membesarkan Pergunu di daerahnya masing-masing. Mestinya mereka harus punyak tanggung jawab moral bagaimana Pergunu hidup dan berkembang.

Di samping itu, andai tidak ada wabah Covid 19, mungkin desiminasi hasil pelatihan di tingkat Wilayah yang diikuti oleh perwakilan PC Pergunu se Jawa Timur sudah terlaksana. Sehingga kegiatan desinimasi hasil pelatihan bisa menepis anggapan bahwa PC Pergunu tidak punyak kegiatan. Pergunu belum mampu memberi ruang kegiatan untuk meningkatkan kompetensi anggotanya. 

Mungkin harus menunggu waktu, untuk menunjukkan bahwa Pergunu adalah wadah yang tepat bagi warga NU untuk mengembangkan diri. Meningkatkan kompetensi, personal, pedagogig, profesional, dan sosial. 

Sudah lebih setengah abad  Pergunu berkiprah dalam dunia pendidikan . Namun kontribusinya bagi pendidikan belum signifikan. Sepertinya stagnan. Saatnya Pergunu bergerak. Saatnya PC Pergunu membuka ruang pengembangan diri dan ruang berinovasi bagi guru guru NU.  

Saatnya PW Pergunu se Indonesia merapatkan barisan. Saatnya Pergunu membuka ruang untuk mewujudkan SDM unggul melalui pelatihan pelatihan. Dan saatnya Pergunu membuka ruang kepada para anggota Pergunu berkompetisi di internal Pergunu yang diawali dangan pendidikan dan pelatihan (Diklat).  Kompetisi sebagai salah satu cara mengukur atau melihat sejauh mana keberhasilan suatu Diklat.

Dengan demikian, maka anggota Pergunu sudah memiliki bekal baik pengetahuan, mental dan keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang lebih besar. Contohnya, anggota pergunu berpartisipasi pada kegiatan seleksi guru berprestasi, Inobel, ONIP, Olimpiade Guru, dan Simposium Guru.

Oleh karena itu, saya menanti kiprah PW Pergunu Jawa Timur untuk terus bergerak. Menjadi Inisiator gerakan Guru Mulia Wujudkan SDM Unggul untuk Bangsa bagi PW Pergunu yang lain. Karena dalam banyak hal Jawa  Timur adalah kiblatnya inovasi, maka melalui PW Pergunu Jawa Timur ada harapan besar Pergunu menjadi besar. 

Kata teman, guru guru NU ibarat gadis, tetapi tidak mengerti ia cantik. Ada juga teman yang bilang, guru guru NU, seperti penari yang sedang tidur. Jika ia bangun dan menari maka semua yang hadir akan terkesimak. 

Akhirnya, wahai guru bintang sembilan bangunlah dari tidurmu yang panjang.

(M Nurul Hajar, Wakil Ketua PC Pergunu Kab. Sumenep)

Senin, 30 Maret 2020

Dampak Corona, Harlah Pergunu Edukasi Gerakan Masyarakat Sehat

Dampak Corona, Harlah Pergunu Edukasi Gerakan Masyarakat Sehat



Pimpinan Pusat Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PP Pergunu) mengeluarkan maklumat terkait peringatan Hari Lahir ke-68 Pergunu. Maklumat tersebut dikeluarkan oleh Ketua Umum PP Pergunu, KH Asep Syaifuddin Chalim, Kamis (26/3).   Salah satu poin maklumat itu menyatakan bahwa Harlah ke-68 Pergunu dikemas dalam bentuk kegiatan bakti sosial pencegahan Covid-19 serta gerakan masyarakat hidup sehat (Germas Sehat).   

Poin tersebut merupakan poin kelima dalam maklumat. Adapun poin lainnya adalah bahwa semarak Harlah Pergunu dilakukan dalam lingkungan rumah atau sekolah masing-masing guru. Harlah diisi dengan kegiatan penguatan spiritual, seperti khotmil Qur'an, dzikir, shalawatan, dan tahlilan.

Keempat, saling mengingatkan dan menguatkan ukhuwah islamiyah, bashariyyah, dan wathaniyah. Kelima, turut serta membantu pemerintah dalam menciptakan situasi dan kondisi negeri yang tertib, aman, dan tenteram.   

Sebelumnya, Wakil Ketua Pergunu Aris Adi Leksono menyatakan bahwa Harlah Pergunu tahun ini tidak mengadakan kegiatan yang bersifat pengumpulan masa karena mengikuti imbauan pemerintah terkait pencegahan penularan virus corona atau Covid-19.   

"Tadinya (kegiatan dengan mengumpulkan massa) ada, mau dipusatkan di Palangkara, Kalteng sana, di rumah gubernur. Cuman lihat kondisi seperti ini kemarin saya komunikasi dengan Pak Kiai (Ketua Umum PP Pergunu KH Asep Saifuddin Chalim). Pak Kiai bilang, kita tetap memerhatikan anjuran pemerintah (tidak membuat kegiatan pengumpulan massa), tapi tidak usah panik-panik," kata Aris.

Pewarta: Husni Sahal 
Editor: Kendi Setiawan

Sabtu, 28 Maret 2020

Khatmil Qur'an dan Do'a Keselamatan Bangsa

Khatmil Qur'an dan Do'a Keselamatan Bangsa

بسم الله الرحمن الرحيم

Dalam Rangka memperingati HARLAH PERGUNU SUMENEP ke-68 dan do'a memohon keselamatan bangsa dari Covid-19. Mulai besok minggu ba'da asar sampai senin ba'da maghrib.
list ada di WA GRUP PC PERGUNU SUMENEP
Semoga kita diselamatkan dari segala penyakit khusukanya Covid-19. Amin



Kamis, 19 Maret 2020

Guru Aswaja di Kelas Virtual

Guru Aswaja di Kelas Virtual


Sumber Gambar : storage.nu.or.id
Sendi kehidupan kita saat ini banyak yang berubah dan perubahannya sangat cepat. Teknologi dari manual ke analog butuh waktu puluhan tahun bahkan ratusan tahun. Namun ketika teknologi mengusung konsep digital, hampir semua sendi kehidupan berubah dengan cepat dan berdampak luas. Semuanya sudah tidak biasa, cara baru menggantikan cara lama dengan begitu cepat. Inilah yang dinamakan dengan era disrupsi. Era revolusi industry 4.0. Era ini tidak hanya berdampak pada dunia  transportasi, ekonomi dan bisnis. Tetapi juga berdampak kepada dunia pendidikan.
Munculnya e tiket dan e tol untuk bidang transportasi, e banking untuk bidan ekonomi bisnis yang digunakan untuk melakukan transaksi non tunai, dan e learning untuk pembelajaran di dunia pendidikan  telah merubah pola kehidupan kita. Semuanya itu telah mendrobrak dan merubah cara hidup kita. Lebih mudah, cepat, akurat dan nyaman. Di mana dan kapanpun kita dapat melakukannya. Selain itu banyak juga saat ini bermunculan aplikasi berbasis android yang memanjakan kita untuk melakukan pekerjaan kita lebih cepat dan mudah serta nyaman. Sebut saja Gojek, dengan gojek perjalan kita lebih nyaman dan murah. Bayangkan sebelum ada gojek, kalau kita mau bepergian dan mau cari ojek, kita harus jalan kaki dulu ke pangkalan ojek. Setelah dapat tawar menawar harga. Kadang kita dibuat tidak nyaman oleh tukang ojek. Namun saat ini kita sambil tidur tiduran pesan dan tidak lama yang akan mengantarkan kita sudah siap didepan rumah. Mau makan apa kita hari ini? Tinggal pesan melalui aplikasi gojek atau grab. Mereka siap membantu.
Oleh karena itu, kita perlu berpikir. Dengan teknologi, bagaimana caranya kita belajar tentang ajaran-ajaran Aswaja tidak lagi di kelas atau majlis dengan cara fase to fase. Belajar Aswaja tidak harus selalu tatap muka dengan guru. Kita berharap anak cucu kita belajar Aswaja dengan cara tidak biasa. Belajar kepada guru guru pada jaman kita masih hidup, walaupun kita sudah tiada. Anak cucu kita belajar Aswaja tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Kelak dengan teknologi, Kyai dan guru hebat dan karismatik masih tetap mengajarkan Aswaja walaupun beliau telah tiada 100 tahun dari generasi ke 3 setelah masa hidup kita. Walaupun begitu, kita harus tetap menjaga tradisi, tradisi orang-orang sholeh belajar dan pembelajaran Aswaja.
Mendigitalkan pembelajaran Aswaja di era digital sangat penting. Karena ketika ajaran aswaja sudah dirancang sedemikian rupa dan sudah didigitalkan, baik berupa slide, audio dan video, maka penyebaran ajaran Aswaja bisa dilakukan di ruang-ruang media sosial. Dengan begitu, kita bisa membagun grup grup pembelajaran Aswaja melalui aplikasi WA, IG, Telegran dan FB. Selain itu, kita juga bisa membuka kelas virtua untuk madrasah Aswaja dengan memanfaatkan G suite for education atau praktisnya google classroom.
Seperti halnya pada kelas nyata, dengan aplikasi google classroom kita dapat merancang pembelajaran Aswaja secara terstruktur dari bagian ke bagian materi keAswajaan. Namun memiliki banyak kelebihan, diantaranya pembelajaran bisa dikakukan kapan saja dan dimana saja. Kemudian, kelas virtual bisa diduplikasi dengan mudah. Sehingga Materi baik berupa slide, audio dan video cukup disediakan oleh tim provinsi. Sedangkan di kabupaten bahkan di tinggkat Kecamatan tinggal memanfaatkan materi dan sistem yang ada.
Jika pembelajaran dilakukan di kelas virtual menggunakan google classroom, peserta bisa melukakan diskusi secara terstruktur. Penyajian materi juga bisa diatur sedimikian rupa sesuai dengan pekembangan peserta didik. Ada fasilitas untuk memberi tugas dan menyerahkan tugas. Sehingga guru atau instruktur bisa melihat proges pemahaman peserta didik terhadap materi Aswaja dengan mudah. Instruktur bisa melakukannya tidak terikat dengan waktu. Kapan pun dan dimanapun bisa mengoreksi pekerjaan peserta didik dan memberi nilai.
Untuk mendigitalkan pembelajaran Aswaja, perlu melibatkan para ahli yang menguasai ajaran-ajaran Aswaja. Selain itu perlu melibatkan orang yang mengerti tentang kurikulum pembelajaran dan orang yang menguasai multi media.  Orang yang mengerti kurikulum pembelajaran bertugas bagaimana membuat silabus dan pembagian materi dari pertemuan ke pertemuan yang lain. Bagaimana dan kapan ujian serta evaluasi dilakukan adalah salah satu tugas dari orang yang mengerti kurikulum pembelajaran. Sedangkan tim multi media bertugas mendigitalkan materi aswaja dan pembelajaran aswaja sesuai dengan silabus dan tahapan pembelajaran.
Di samping itu, tentunnya perlu ada orang yang menguasai bagaimana memanfaatkan google classroom untuk pembelajaran Aswaja. Sehingga jika semuanya sudah siap, sistem pembelajaran sudah terbangun, maka untuk dilakukan duplikasi maka perlu dilakukan TOT bagi guru atau ustad perwakilan dari Kabupaten/ Kota. Dengan adanya TOT, peserta TOT dididik secara konvensional maupun digital tentang materi dan pembelajaran Aswaja. Sehingga melalui guru – ustad yang dinyatakan lulus mengikuti TOT ini yang akan menyebarluaskan Aswaja di tingkat Kabupaten/ Kota bahkan Kecamatan, baik dengan cara biasa, memanfaatkan media sosial, ataupun dengan membuat kelas-kelas virtual yang terverifikasi dengan menggunakan aplikasi google classroom. Semoga melalui digitalisasi pembelajaran Aswaja, dengan adanya guru Aswaja di kelas virtual, generasi millineal mudah mendapatkan ajaran Islam yang moderat, santun dan menyejukkan.

Mohammad Nurul Hajar, M. Pd.

Guru Madrasah Diniyah Raudhatut Thalibin dan Wakil Ketua PC Pergunu Kab. Sumenep




Minggu, 15 Maret 2020

Sejarah Pergunu

Sejarah Pergunu


Menurut Ensiklopedia NU, Pergunu adalah badan otonom NU yang menghimpun dan menaungi para guru, dosen, don ustadz. Secara organisasi, Pergunu dibentuk dari hasil Konferensi Lembaga Pendidikan Ma'arif NU pada tahun 1952.  Konferensi merekomendasikan untuk membentuk organisasi guru NU. Selanjutnya, Ma'arif NU Surabaya yang diberi mandat untuk membentuknya berhasil mendirikan PC Pergunu Surabaya pada 1 Mei 1958.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, Pimpinan Pusat Persatuan Guru NU berhasil dibentuk pada 14 Februari 1959 dengan Ketua Umum Bashori Alwi. Kongres pertamanya diadakan pada 17-20 Oktober 1959 yang diikuti 27 cabang dan Bashori Alwi kembali terpilih sebagai ketua umum. Kongres kedua diselenggarakan pada 1966 dengan memilih Mardji’in Syam sebagai ketua umum, sekaligus terjadi perpindahan kantor pusat dari Surabaya ke Jakarta.

Pada 1968, Pergunu di Jawa Timur berhasil memperjuangkan 20.000 anggotanya menjadi guru negeri di Departemen Agama. Namun, organisasi ini surut setelah Pemerintah Orde Baru menyatukan berbagai organisasi profesi guru menjadi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Pada era reformasi, Pergunu diaktifkan kembali. Sebuah diskusi kecil yang dimotori H. Abdul Latif Mansyur di Jombang menggagas ide tersebut. Sambutan luas pun bergulir dan berproses sampai akhirnya pada 30-31 Maret 2002 terselenggara Musyawarah Guru Pergunu di Pesantren Amanatul Ummah, Surabaya. Pertemuan ini menghasilkan kepengurusan Pergunu Wilayah Jawa Timur dan penetapan AD/ART, rekomendasi kepada PBNU, serta pembentukan tim formatur untuk membentuk Pengurus Pusat Pergunu.

Setelah melakukan pembentukan cabang-cabang, terutama di Jawa Timur, pada 15 Juli 2003 diselenggarakan pertemuan pembentukan PP Pergunu yang menghasilkan tiga orang pengurus inti harian Pergunu Pusat, yaitu: Drs. K.H. Asep Saifuddin Chalim (Ketua Umum), H Kusnan A. (Sekretaris Jenderal), dan Drs. H. Choiruddin Ch. (Bendahara Umum). Mereka ditugasi menyempurnakan susunan PP Pergunu.

Dalam Muktamar NU ke-31 di Asrama Haji Donohudan, Solo (2004), PP Pergunu berjuang menjadikan Pergunu sebagai salah satu Badan Otonom NU. Tetapi, upaya ini belum berhasil. Baru pada Muktamar Makassar (2010), Pergunu ditetapkan menjadi salah satu Badan Otonom NU.

Pada awal berdirinya Pergunu merupakan alat Partai NU. Kini Pergunu mengusung paradigma baru, yaitu profesionalitas dan independensi, tidak berafiliasi dengan partai politik apa pun, dan sejalan dengan Khittah 1926 yang mengembalikan NU sebagai organisasi sosial keagamaan. Pergunu kini ikut membangun generasi muda NU melalui jalur pendidikan.

Kongres I Pergunu di Pesantren Amanatul Ummah, Mojokerto, pada 23-24 Juli 2011, memilih KH Asep Abdul Halim sebagai Ketua Umum PP Pergunu Periode 2011-2016. Pada kongres selanjutnya, KH Asep Abdul Halim dengan masa kepemimpinan 2016-2021. (Abdullah Alawi)

Sumber: Sejarah PERGUNU
Pergunu Harapkan Presiden Perhatikan Guru Pesantren

Pergunu Harapkan Presiden Perhatikan Guru Pesantren


Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) mengharapkan kebijakan politik Presiden RI hendaknya bisa memihak kepada para guru tidak tetap (GTT) di pondok pesantren, mengingat kesejahteraan guru pesantren kini masih memprihatinkan.  

"Honor guru di pondok pesantren di Madura ini sangat kecil, yakni antara Rp50 ribu hingga Rp200 ribu, dan sampai saat ini belum mendapatkan perhatian seius pemerintah," kata Ketua II Pengurus Cabang Pergunu Sumenep Imam Suhairi dalam rilis yang diterima Antara, Jumat siang. Persoalan GTT pondok pesantren dan GTT yang mengajar di sejumlah yayasan di Pulau Madura, kata dia, sebenarnya sudah menjadi "rahasia umum" bahkan telah diketahui oleh masing-masing pemkab di empat kabupaten di Madura. 

Hanya saja, kondisi tersebut belum sepenuhnya diperhatikan, bahkan terkesan terabaikan, walaupun lembaga pendidikan pesantren dan yayasan di Madura banyak memberikan kontribusi dan turut berperan aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa ini. "Justru di Madura ini, termasuk di Sumenep, lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren dan yayasan, jauh lebih banyak dibanding lembaga pendidikan yang dikelola langsung oleh pemerintah atau lembaga pendidikan negeri," ujarnya, menjelaskan. 

Kunjungan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono selama tiga hari di Pulau Madura, sebenarnya diharapkan akan memberikan angin segar bagi kemajuan pendidikan di Pulau Garam itu, termasuk memberikan perhatian khusus kepada para GTT di pondok pesantren dan yayasan. Akan tetapi, Pergunu menilai, kunjungan presiden kurang memperhatikan masalah pendidikan dan lebih ditekankan pada bidang politik, budaya dan ekonomi. Hal itu diketahui dari berbagai jenis kegiatan selama berada di Madura, yakni Sampang, Sumenep, Pamekasan dan Kabupaten Bangkalan. Di Sampang, presiden hanya fokus pada persoalan kasus Syiah-Sunni, di Sumenep pada perkenalan dengan para tokoh ulama dan tokoh masyarakat, serta meninjau cagar budaya dan lahan garam. Sedangkan di Pamekasan pada hanya di bidang pertanian dan kerajinan batik. "Kalaupun di Bangkalan sempat mampir ke UTM, itu kan sebenarnya lembaga yang telah maju dan tenaga pendidiknya juga sangat sejahtera dibanding tenaga pendidik seperti GTT di pesantren dan yayasan," kata Imam Suhairi. 

Selain guru pesantren dan yayasan, menurut Pergunu yang juga perlu menjadi pertimbangan kabijakan politik pemerintah pusat, dalam hal ini presiden secara langsung adalah perhatian sarana dan prasana lembaga pendidikan di daerah terpencil dan kepulauan di Madura, termasuk perhatian kepada guru yang mengajar di daerah itu. Sebenarnya, dalam pandangan Pergunu, sejak tahun 2011, pemerintah sudah memberikan perhatian lebih kepada para guru dengan memberikan tunjangan profesi pada guru melalui Disdik dan Kemenag. Hanya saja dalam praktiknya, tunjangan yang menjadi hak guru sering disalahgunakan bahkan di Sumenep ada yang belum terbayar hingga dua tahun. Atas dasar itulah, maka Persatuan Guru Nahdlatul Ulama ini meminta kepada Presiden RI agar untuk Pulau Madura juga diperhatian masalah pendidikan, demi keberlangsungan terciptanya tatanan masyarakat Madura yang lebih terdidik, serta maju di dunia pendidikan. "Hal ini bisa tercapai jika didukung oleh kebijakan politik pemerintah di tingkat pusat," tuturnya. 

Secara khusus, organisasi guru dibawah naungan organisasi keagamaan NU ini meminta empat hal. Pertama, agar presiden memerhatikan kesejahteraan guru tidak tetap (GTT), terutama yang mengajar di yayasan dan pondok pesantren bisa mendapat honor yang lebih layak, minimal secara dengan upah minimum regional (UMR). "Kedua, kami meminta pemerintah agar lebih memperhatikan kesejahteraan guru kepulauan (terpencil) dan guru yang bertugas di wilayah pulau-pulau kecil," ucapnya. Tuntutan ketiga, Pergunu meminta agar pemerintah hendaknya meningkatkan sarana transportasi laut dan fasilitas lainnya bagi warga kepulauan, demi peningkatkan kualitas pendidikan. Sedangkan tuntutan yang keempat, meminta agar pencairan dana tunjangan sertifikasi guru di lingkungan Kemenag yang tidak terbayar sejak 2011 hingga sekarang agar segera dicairkan.(antara/mukafi niam)